Kamis, 15 Maret 2012

makalah evaluasi kurikulum


Abstrak
Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Kurikulum juga dirancang dari tahap perencanaan, organisasi kemudian pelaksanaan dan akhirnya monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan mengetahui bagaimana kondisi kurikulum tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya. Tulisan ini akan membahas mengenai pengertian evaluasi kurikulum, pentingnya evaluasi kurikulum dan masalah yang dihadapi dalam melaksanakan  evaluasi kurikulum.  

















BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Dalam buku yang berjudul Curriculum Plannning and Develoment mengatakan bahwa Evaluasi adalah proses untuk menilai kinerja pelaksanaan suatu kurikulum artinya  evaluasi tidak akan terjadi kecuali telah mengetahui tujuan yang akan dicapai, tujuan tersebut harus diperiksa hal-hal yang telah dan sedang dilakukan serta evaluasi harus mengambil kesimpulan berdasarkan kriteria tertentu. Kurikulum juga dirancang dari tahap perencanaan, organisasi kemudian pelaksanaan dan akhirnya monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka kita tidak akan mengetahui kelemahan kurikulum tersebut pada saat pelaksanaan dilapangan. Tulisan ini akan membahas mengenai pengertian evaluasi kurikulum, pentingnya evaluasi kurikulum dan masalah yang dihadapi dalam melaksanakan evaluasi kurikulum.
Selama ini model kurikulum yang berlaku adalah model kurikulum yang bersifat akademik. Kurikulum yang demikian cenderung terlalu berorientasi pada isi atau bahan pelajaran. Berdasarkan hasil beberapa penelitian ternyata model kurikulum yang demikian kurang mampu meningkatkan kemampuan anak didik secara optimal. Hal ini terbukti dari rendahnya kualitas pendidikan kita dibandingkan dengan negara lain. Sebagai contoh bahwa di beberapa negara Asean menunjukkan bahwa keterampilan membaca siswa kelas IV SD berada pada tingkat terendah, untuk mata pelajaran matematika berada pada urutan ke 32 pada tingkat SMP. Bukti ini hanya sebagian kecil saja dari keterpurukan output pembelajaran yang selama ini dikembangkan berdasarkan kurikulum akademik yang berlaku.
Dampak lain dari implementasi kurikulum akademik ini ternyata tidak mampu memberikan nilai etika, moral, dan nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan siswa dimanapun ia berada. Maka dengan adanya evaluasi diharapkan dapat memperbaiki aspek-aspek diatas sehingga model kurikulum yang diterapkan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan.




B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas telah menghasilkan beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Apa pengertian evaluasi kurikulum?
2.      Apa saja yang menjadi aspek-aspek dari evaluasi kurikulum?
3.      Apa saja tinjauan masing-masing konsep/model evaluasi kurikulum?
4.      Apa tujuan dari evaluasi kurikulum?
5.      Apa fungsi evaluasi kurikulum?

C.     Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui pengertian evaluasi kurikulum
2.      Untuk mengetahui apa saja aspek-aspek  dari evaluasi kurikulum
3.      Untuk memahami tinjauan masing-masing konsep/model evaluasi kurikulum
4.      Untuk mengetahui tujuan dari evaluasi kurikulum
5.      Untuk memahami fungsi dari evaluasi kurikulum
















BAB II
PEMBAHASAN
A.     Pengertian Evaluasi Kurikulum

Evaluasi kurikulum memang sangat penting untuk mencapai tujuan pendidikan. dan kurikulum itu sendiri semakin berkembang seiring berjalannya waktu dan praktik pendidikan yang harus disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju pula.  dan karena kurikulum itu sendiri bersifat dinamis maka dalam praktik dan perkembangannya membutuhkan evaluasi. pengertian evaluasi kurikulum itu berbeda-beda sesuai dengan pengertian kurikulum yang berbeda-beda pula. berikut adalah pengertian evaluasi terlebih dahulu  menurut para ahli:
1.      Stephen Wiseman dan Dauglas Pidgeson dalam bukunya yang berjudul Curriculum Evaluation, evaluasi yaitu perbuatan pertimbangan berdasarkan seperangkat kriteria yang disepakati dan dapat dipertanggungjawabkan.
2.      Dalam buku The School Curriculum, Evaluasi dinyatakan sebagai suatu proses pengumpulan data secara sistematis, yang bertujuan untuk membantu pendidik untuk memahami dan menilai suatu kurikulum, serta memperbaiki metode pendidikan. Evaluasi merupakan suatu kegiatan untuk mengetahui dan memutuskan apakah program yang telah ditentukan sesuai dengan tujuan semula.
3.       selain itu dalam buku Curriculum Planning and Development,  dinyatakan bahwa Evaluasi adalah proses untuk menilai kinerja pelaksanaan suatu kurikulum. yang di dalamnya ada tiga makna yaitu:
a.      Evaluasi tidak akan terjadi kecuali telah mengetahui tujuan yang akan dicapai.
b.      Untuk mencapai tujuan tersebut harus diperiksa hal-hal yang telah dan sedang dilakukan.
c.       Evaluasi harus mengambil kesimpulan berdasarkan kriteria tertentu.
4.      Chelimsky, 1989 mendevinisikan evaluasi adalah suatu metode penelitian yang sistematis untuk menilai rancangan, implementasi dan efektifitas suatu program.
5.      Joint Commite, 1981  menurutnya evaluasi ialah penelitian yang sistematik atau yang teratur tentang manfaat atau guna beberapa objek.
6.      Purwanto dan Atwi Suparman, 1999 evaluasi yaitu proses penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid dan reliable untuk membuat keputusan pada suatu program.

Berikut adalah pengertian Evaluasi Kurikulum menurut para ahli:
1.      Tyler, 1949  Evaluasi kurikulum adalah upaya untuk menentukan tingkat perubahan yang terjadi pada hasil belajar (behavior).
2.      Orint M, 1993 Evaluasi kurikulum yaitu memberikan pertimbangan berdasarkan kriteria yang disepakati dan data yang diperoleh di lapangan.
3.      Cronbach, 1980  Evaluasi kurikulum yaitu proses pemeriksaan sitematis terhadap peristiwa yang terjadi pada waktu suatu kurikulum dilaksanakan dan akibat dari  pelaksanaan kurikulum tersebut.
4.      Meyer, 1989 Evaluasi kurikulum sebagai sutu usaha untuk memahami apa yang terjadi dalam pelaksanaan dan dampak dari kurikulum.
5.      Longstreet and Shane, 1993 Evaluasi kurikulum adalah pemberian pertiabangan untuk mencapai kesuksesan.
6.      Mawid Marsan, 2004 Evaluasi Kurikulum yaitu sebagai usaha sistematis mengumpulkan informasi mengenai suatu kurikulum untuk digunakan sebagai pertimbangan mengenai nilai dan arti dari kurikulum dalam suatu konteks tertentu.
7.      pengertian Evaluasi kurikulum menurut  http://elearning.unesa.ac.id  yaitu penelitian yang sistematik tentang manfaat, kesesuaian efektifitas dan efisiensi dari kurikulum yang diterapkan. atau Evaluasi kurikulum adalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid dan reiabel untuk membuat keputusan tentang kurikulum yang sedang berjalan atau yang telah dijalankan.
   
B.      Aspek-Aspek Evaluasi Kurikulum   
Evaluasi kurikulum merupakan suatu bidang yang berkembang dengan cepat, termasuk evaluasi terhadap implementasi kurikulum. evaluasi kurikulum sendiri terdiri dari berbagai aspek yang saling berhubungan, dan yang akan dijelaskan sebagai berikut:
1.      Keterkaitan antara Evaluaasi Kurikulum dan Pengembangan Kurikulum

a.      Evaluasi Kurikulum dan Sistem Kurikulum

Secara fungsional evaluasi kurikulum merupakan bagian dari sistem kurikulum. sistem kurikulum ini mempunyai tiga fungsi pokok, yaitu pengembangan kurikulum, pleaksanaan kurikulum, dan evaluasi efek sistem kurikulum.
Evaluasi kurikulum minimal berfokus pada empat bidang, yaitu evaluasi terhadap penggunaan kurikulum, desain kurikulum, hasil dari siswa, dan sistem kurikulum. efek dari evaluasi akan memulihkan kinerja dari berbagai bagian dari sistem kurikulum. seleksi dan pengorganiisasian pihak-pihak pengambang kurikulum, prosedur penyususnan, pengaturan dan pelaksanaan kurikulum, fugsi koordinator dalam tim penyusunan, pengaruh tingkat guru dan kondisi pengajaran terhadap kurikulum, semuanya perlu dievaluasi dan hasilnya dapat memperbaiki sistem kurikulum secara keseluruhan.



b.      Evaluasi Kurikulum dan Pengembangan Kurikulum 

masalah yang biasanya dibahas oleh pengmbang kurikulum yaitu kapan diadakan evaluasi kurikulum, dan pada posisi mana serta apa makna evaluasi kurikulum pada proses pengembangan kurikulum. Tayler berpendapat bahwa evaluasi kurikulum minimal terjadi dua kali, yaitu pada awal dan akhir pengembangan kurikulum, agar dapat mengukur dalam jangka waktu tersebut yang telah ditetapkan. dan ia berpendapat bahwa hal tersebut harus dilaksanakan bertutut-turut sepanjang proses pengembangan kurikulum yang terdiri dari empat tahapan, yaitu penentuan tujuan pendidikan, pemilihan pengalaman pembelajaran,pengorganisasian pengalaman pembelajaran, dan evaluasi efek pembelajaran.
pengembangan kurikulum ialah proses yang meliputi kegiatan untuk melaksanakan percobaan evaluasi, sehingga kekurangan yang ditemukan dapat diperbaiki untuk hasil yang lebih baik. evaluasi dalam penyusunan dan perancangan kurikulum sangat sulit, dan tidak memiliki criteria yang sama.
berikut adalah empat keadaan yang harus dihindari dalam mengembangkan fungsi dan makna evaluasi kurikulum terhadap pengembangan kurikulum, yaitu:
1)      apabila dalam desain kurikulum tidak terdapat rancangan evaluasi, desain seperti ini tidak perlu dilaksanakan.
2)      apabila dalam proses evaluasi terjadi penyimpangan tujuan evaluasi.
3)      apabila tidak menghiraukan kesimpulan dan penilaian evaluasi yang sudah ada.
4)      evaluasi sering digunakan sebagai alat peserta didik, yang sebenarnya harus menimbulkan kepercayaan diri pada peserta didik.

2.      Prinsip-Prinsip Evaluasi Kurikulum 

Adapun prinsip-prinsip dalam evaluasi kurikulum adalah sebagai berikut:
a.      Tujuan tertentu, maksudnya yaitu setiap program evaluasi kurikulum itu terarah dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan secara jelas dan spesifik. Tujuan-tujuan itu pula yang mengarahkan berbagai kegiatan dalam proses pelksanaan evaluasi kurikulum.
b.      Bersifat objektif, maksudnya harus sesuai dengan kenyataan yang ada. bersumber dari data yang ada nyata dan akurat yang diperoleh dari instrument yang benar.
c.       Bersifat komperhensif, yaitu mencakup semua dimensi atau aspek yang terdapat dalam ruang lingkup kurikulum. Seluruh komponen kurikulum harus mendapat perhatian dan pertimbangan secara seksama sebelum diadakan pengambilan keputusan.
d.      kooperatif dan bertanggung jawab dalam perencanaan, plaksanaan dan keberhasilan program evaluasi itu adaah tanggung jawab bersama pihak-pihak yang terkait dan saling terlibat dalam proses pendidikan seperti, guru, kepala sekolah, penilik, orang tua, dan juga siswa itu sendiri. disamping tanggung jawab utama lembaga penelitian dan pengembangan.
e.      Efisien, maksudnya efisien dalam penggunaan waktu, biaya, tenaga, dan peralatan yang menjadi penunjang. sehingga hasil evaluasi harus diupayakan lebih tinggi atau seimbang dengan materil yang digunakan.
f.        berkesinambungan, hal ini berkaitan dengan adanya perbaikan kurikulum. sehingga peran  guru dan kepala sekolah sangat penting, karena merekalah yang mengtahui pelaksanaan, permasalahan, dan keberhasilan dari kurikulum yang diterapkan.

3.      Jenis-Jenis Strategi Evaluasi        

    Teori evaluasi mengandung kerangka kerja konseptual bagi pengmbangan strategi evaluasi. oleh sebab itu penting dirumuskan apa yang dimaksud dengan evaluasi. perumusan yang tepat akan menjadi landasan dalam pelksanaannya, dan sebaliknya jika perumusan itu kurang kuat, dapat menjadi penyebab utama terjadinya kegagalan dalam evaluasi.
Dahulu evaluasi evaluasi didefinisikan sebagai kegiatan yang disamakan dengan pengukuran dan juga tes. pernyataan tersebut tidak sejalan dengan perilaku dan tujuan, serta memunculkan jurang perbedaan yang dalam antara pertimbangan professional dan program.
Saat ini telah dikembangkan suatu definisi yang memandang evaluasi sebagai suatu hal yang sangat penting, karena memberikan informasi dalam proses pembuatan keputusan. Oleh karena itu strategi evaluasi dikembangkan berdasarkan asumsi-asumsi berikut:
a.      mutu program bergantung pada mutu keputusan yang dibuat.
b.      mutu keputusan bergantung pada kemampuan manajer untuk mengidentifikasi berbagai alternative yang terdapat berbagai situasi keputusan, melalui berbagai pertimbangan yang seksama.
c.       dalam pembuatan keputusan yang seksama, dibutuhkan informasi yang tepat dan dapat dipercaya.
d.      pengadaan informasi tersebut memerlukan alat yang sistematis.
e.      proses pengadaan informasi bagi pembuatan keputusan erat hubungannya dengan konsep evaluasi yang digunakan.
kerangka pengertian yang berpijak pada berbagai asumsi di atas secara jelas memandang evaluasi sebagai analisis  dalam upaya perbaikan program, bukan sebagai kritik terhadap program. secara lebih tegas evaluasi bertujuan untuk menyediakan informasi bagi pembuat keputusan. berikut adalah empat jenis keputusan yang berkaitan dengan pertimbangan dalam menilai suatu program:
1)      keputusan-keputusan perencanaan yang ditunjukan bagi perbaikan yang dibutuhkan pada daerah tertentu, tujuan umum dan tujuan khusus.
2)      keputusan-keputusan pemograman khusus yang berkenaan dengan prosedur, personel, fasilitas, anggaran biaya, dan tuntutan waktu dalam pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan.
3)      keputusan-keputusan pelaksanaan (implementasi) dalam mengarahkan kegiatan yang telah diprogram.
4)      keputusan-keputusan program perbaikan yang meliputi berbagai kegiatan perubahan, penerusan, terminasi dan sebaginya.
Selain empat jenis keputusan yang telah diungkapkan di atas, berikut adalah empat jenis strategi evaluasi diantaranya yaitu:
1)      strategi pertama berkaitan dengan penentuan lingkungan tempat terjadinya perubahan, terdapat berbagai kebutuhan yang tidak atau belum terpenuhi, dan juga berbagai masalah yang mendasari timbulnya kebutuhan serta kesempatan untuk terjadinya perubahan.
2)      strategi kedua yaitu pengenalan dan penilaian terhadap berbagai kemampuan yang relevan. strategi ini sangat besar gunanya dalam pencapaian tujuan program dan desain yang berguna untuk mencapai tujuan-tujuan khusus.
3)      strategi ketiga yaitu pendekatan dan prediksi hambatan yang mungkin terjadi dalam desain procedural atau implementasi sepanjang tahap pelaksanaan program.
4)      strategi keempat berkaita dengan keefektifan proyek yang telah dilaksanakan, melalui pengukuran dan penafsiran hasil-hasilyang telah dicapai sehingga  seorang evaluator dapat memilih strategi yang tepat.

4.      Prosedur Strategi Evaluasi

a.      Evaluasi Kebutuhan dan Feasibility

Evaluasi kebutuhan dan feasibility ini dapat dilakukan oleh  organisasi atau administrator tingkat pelaksana. dan prosedur yang dilakukan diantaranya yaitu:
1)      merumuskan tipe dan jenis mata pelajaran atau program yang sekarang sedang disampaikan.
2)      menetapkan program yang dibutuhkan.
3)        menilai (assess) data setempat berdasarkan tes baku, tes intelegensi, dan tes sikap yang ada.
4)      menilai riset yang telah ada, baik riset setempat maupun riset tingkat nasional yang sama atau berhubungan.
5)      menetapkan feasibility pelaksanaan program sesuai dengan sumber-sumber yang ada (manusiawi dan materil).
6)      mengenali masalah-masalah yang mendasari kebutuhan.
7)      menentukan bagaimana proyek akan dikembangkan guna berkontribusi pada sistem sekolah atau sekolah setempat.

b.      Evaluasi Masukan (Input)
           
       Evaluasi masukan melibatkan para supervisor, konsultan, dan ahli mata pelajaran yang dapat merumuskan pemecahan masalah. pemecahan masalah haruslah dilihat dari hubungannya dengan hambatannya contoh: penerimaan pemecahan masalah oleh guru dan siswa, kecakapan kerja (plaksanaan pemecahan masalah dalam kelas atau sekolah), keampuhan (sejauh mana usaha pemecahan masalah tersebut), dan biaya ekonomi (berkaitan dengan biaya pemecahan masalah dengan hasil yang diharapkan).
            maka, evaluasi masukan menuju ke arah pengembangan berbagai strategi dan prosedur, yang dalam pembuatan keputusannya sangat dibuthkan informasi yang akurat. bukan hanya itu evaluasi masukan juga berusaha mengenali dimana terjadi atau adanya masalah sehingga dapat diawasi selama berlangsungnya implementasi.

c.       Evaluasi Proses   

Evaluasi proses yaitu sistem pengolahan informasi dalam upaya membuat keputusan yang berkenaan dengan ekspansi, kontraksi, modifikasi, dan klarifikasi strategi pemecahan atau penyelesaian masalah. dalam hal ini, staf perpustakaan memainkan peran yang sangat penting, karena mereka secara langsung melakukan monitoring terhadap desain dan prosedur pelaksanaan program, serta memberikan informasi tentang kegiatan-kegiatan program.


d.      Evaluasi Produk   

Evaluasi produk berkaitan dengan pengukuran hasil-hasil program dan kaitannya dengan tercapainya tujuan. berbagai variable yang diuji bergantung pada tujuan, perubahan sikap, perbakan kemampuan, dan perbaikan tingkat kehadiran.
Evaluasi yang seksama sebaiknya  meliputi semua komponen evaluasi tersebut. Tetapi  yang sering  terjadi  karena keaadaan yang tidak memungkinkan, tidak semua komponen mendapat perhatian yang penuh. sehingga administrator program harus pintar dalam memilih aspek mana yang harus mendapatkan perhatian yang lebih atau intensif. berdasarkan evaluasi tersebut akan didapatkan informasi dan data yang valid dan dapat dipercaya dalam upaya pembuatan keputusan dan program perbaikan.  

 
5.      Komponen Desain Evaluasi
Desain Evaluasi menguraikan tentang, data yang harus dikumpulkan dan analisis data untuk membuktikan nilai dan efektikitas kurikulum. berikut adalah beberapa komponen desain evaluasi diantaranya :
a.      penentuan garis besar evaluasi
-          identifikasi tingkat pembuatan keputusan.
-          proyek situasi keputusan bagi setiap tingkat pembuatan keputusan dengan menentukan lokas, focus, waktu dan komposisi alternatifnya.
b.      pengumpulan informasi
-          spesifikasi sumber-sumber informasi yang akan dikumpulkan.
-          spesifikasi instrument dan metode pengumpulan informasi yang diperlukan.
-          spesifikasi prosedur sampling ayng akan digunakan.
-          spesifikasi kondisi dan skedul informasi untuk dikumpulkan.
c.       organisasi informasi
-          spesifikasi format informasi yang akan dikumpulkan.
-          spesifikasi alat pengkodean, pengorganisasian, dan penyimpanan informasi.
d.      Analisis informasi
-          spesifikasi prosedur analisis yang akan dilaksanakan dan spesifikasi alat untuk melaksanakan analisis.
e.      Pelaporan informasi
-          penentuan piahk penerima (audience) laporan evaluasi.
-          spesifikasi alat penyedia informasi pada penerima informasi.
-          spesifikasi format laporan informasi.
-          jadwal pelaporan informasi.
f.        administrasi evaluasi
-          rangkuman jadwal evaluasi
-          penentuan staf dan berbagai tuntutan sumber, serta perencanaan pemenuhan tuntutan tersebut.
-          spesifikasi alat untuk memenuhi tuntutan kebijakan dalam melaksanakan evaluasi.
-          penilaian keampuhan desain evaluasi guna menyediakan informasi yang valid, reliable, credible, dan sesuai dengan waktu yang tersedia.
 
6.      Model-Model Evaluasi Kurikulum
a. Evaluasi model penelitian
Eksperimen lapangan dalam pendidikan, dimulai pada tahun 1930, dengan menggunakan metode yang biasa digunakan dalam penelitian botani pertanian. Para ahli botani pertanian mengadakan percobaan untuk mengetahui produktivitas bermacam-macam benih. Percobaan serupa juga dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh tanah, pupuk dan sebagainya terhadap produktivitas suatu macam beih. Model eksperimen dalam botani pertanian dapat digunakan dalam pendidikan, anak dapat disamakan dengan benih sedangkan kurikulum serta berbagai fasilitas dan sistem sekolah dapat disamakan dengan tanah dan pemeliharaannya. Untuk mengetahui tingkat kesuburan benih (anak) serta hasil yang dicapai pada akhir program percobaan dapat digunakan dengan tes (pre test dan post test).
Ada beberpa kesulitan yang dihadapi dalam eksperimen tersebut, yaitu :
-          Kesulitan administrative, sedikit sekali sekolah yang bersedia dijadikan sekolah eksperimen
-          Masalah teknik dan logis, yaitu kesulitan menciptakan kondisi kelas yang sama untuk kelompok-kelompok yang diuji.
-          Sulit mencampurkan guru-guru untuk mengajar pada kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, pengaruh guru-guru tesebut sulit dikontrol
-          Adanya keterbatasan mengenai manipulasi eksperimen yang dapat dilakukan.

b. Evaluasi model objektif (tujuan)
Dalam model objektif , evaluasi merupakan bagain yang sangat penting dari proses pengembangan kurikulum. Para evaluator juga mempunyai peranan menghimpun pendapat-pendapat orang luar tentang inovasi kurikulum yang dilaksanakan. Kurikulum tidak dibandingkan dengan kurikulum lain tetapi diukur dengan seperangkat tujuan khusus.
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh pengembang model objektif:
-          Adanya kesepakatan tentang tujuan-tujuan kurikulum
-          Merumuskan tujuan-tujuan tersebut dalam perbuatan siswa
-          Menyususn materi kurikulum yang sesuai dengan tujuan tersebut
-          Mengukur kesesuaian antara perilaku siswa dengan hsil yang diinginkan
c. Evaluasi campuran multivariasi
Evaluasi model perbandingan dan model Tylor dan Bloom melahirkan evaluasi model campuran multivariasi, yaitu strategi evaluasi yang menyatukan unsure-unsur dari kedua pendekatan tersebut.
Langkah – langkah model multivariasi tersebut adalah sebagai berikut:
-          Mencari sekolah yang bersedia dievaluasi atau diteliti
-          Pelaksanaan program. Bila tidak ada pencampuran sekolah tekanannya pada partisipasi yang optimal
-          Sementara tim menyusun tujuan yang meliputi semua tujuan dari pengajaran misalnya dengan metode global dan metode unsure, dapat disiapkan tes tambahan
-          Bila semua informasi yang diharapkan telah terkumpul, maka mulailah pekerjaan komputer
-          Tipe analisis dapat juga digunakan untuk mengukur pengaruh bersama dari bebrapa variabel yang berbeda

Beberapa ksesulitan yang dihadapi dalam model campuran multivariasi tersebut, yaitu:
-          Diharapkan memberi tes yang signifikan.
-          Terlalu banyaknya variabel yang perlu dihitung pada suatu saat, kemampuan computer hanya sampai pada 40 variabel sedangkan dengan model ini dapat dikumpulkan sampai 300 variabel
-          Meskipun model campuran multivariasi telah mengurangi masalah kontrol berkenaan dengan eksperimen lapangan tetapi tetap menghadapi masalah-masalah pembandingan. 

7.      Proses Evaluasi Kurikulum

Berbagai model desain kurikulum memerlukan berbagai cara evaluasi yang berbeda pula. salah satu model evaluasi yang sering digunakan adalah desain tujuan. Evaluasi ini terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:
·         pelaksanaan evaluasi internal
·         rancangan revisi
·         pendapat ahli
·         komentar yang dapat dpercaya
·         model kurikulum

Dalam program evaluasi kurikulum ini masih terdapat perbedaan pendapat tentang apakah ahli yang melaksanakan kurikulum harus juga ahli dalam bidang ilmu tersebut. banyak peneliti yang berpendapat bahwa jika ahli tersebut mempunyai kekurangan dalam teknik evaluasi kurikulum, mungkin akan dihasilkan hal-hal yang bias. oleh karena itu kurikulum dan ahli disiplin ilmu harus melakukan evaluasi bersama secara koopertiv. meskipun demikian, ada pula ahli yang mengemukakan empat langkah evaluasi kurikulum yang berfokus pada tujuan, yaitu evaluasi awal, evaluasi formatif, evaluasi sumatif dan evaluasi jangka panjang.
dari dua macam pendapat tadi dapat ditarik kesimpulan bahwa jika dikegorikan secara personal, evaluasi ini berupa evaluasi internal dan eksternal. evaluasi internal dilaksanakan oleh pengembang kurikulum dan berhubungan dengan model desain kurikulum yang bertujuan untuk memperbaiki proses pengembangan kurikulum. tugasnya, terutama untuk menegaskan apakah tujuan awala telah tercapai atau belum. adapun evaluasi eksternal dilaksanakan oleh pihak selain pengembang kurikulum, dengan cara tes dan observasi.
apabila dikategorikan secara sifat, terdapat dua macam evaluasi. yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. evaluasi formatif yaitu proses ketika pengembang kurikulum memperoleh data untuk memperbaiki dan merevisi kurikum agar menjadi lebih efektif. evaluasi dituntut agar dilaksanakan sejak awal dan sepanjang proses pengembangan kurikulum. adapun evaluasi sumatif bertujuan untuk memeriksa kurikulum dan diadakan setelah pelaksanaan kurikulum untuk memeriksa efisiensi secara keseluruhan. evaluasi sumatif menggunakan teknik secara numeric dan menghasilkan kesimpulan berupa data yang diperlukan gru dan administrasi pendididkan.

8.      Rencana Evaluasi Kurikulum

Rencana evaluasi kurikulum menyangkut beberapa aspek pengembangan kurikulum, termasuk sejumlah metode dan teknik yang sering dipakai dalam bidang lain selain bidang pendidikan. Evaluasi ini tidak hanya menggunakan satu metode atau dua metode saja, melainkan menggunakan berbagai metode evaluasi secara terpadu. dalam hal ini evaluasi bersifat terbuka. metode evaluasi dianggap cocok jika dapat menghasilkan data yang diperlukan untuk mencapai tujuan pendidikan. evaluasi yang lengkap meliputi  cara pengumpulan dan pengolahan data, anlisis terpadu dan laporan kesimpulan evaluasi. dalam hal ini kumpulan data dapat dilakukan dengan cara obeservasi, wawancara, pemberian kuisioner dan sebagainya.
pada saat pemilihan teknik evaluasi kurikulum, factor utama yang berkaitan dengan evaluasi kuantitatif dan evaluasi kualitatif, terdapat beberapa perbedaan pendapat. ada pihak yang berpendapat bahwa pemilihan kuantitatif dan kualitatif adalah criteria penilaian keilmiahan evaluasi tersebut. namun, adapula pendapat yang menyatakan bahwa evaluasi kurikulum memerlukan seperangkat teknik penilaian dan evaluasi . dalam hal ini, tidaklah mungkin semua data ditunjukan dengan angka, karena pada kenyataannya banyak data yang terdiri atas pendapat guru, ahli, atau pengembang kurikulum. menurut pendapat ini, dibandingkan dengan angka-angka, kesimpulan yang bersifat analisis akan lebih bernilai terhadap perbaikan kurikulum. oleh karena itu, secara umum dapat disimpulkan bahwa teknik kuantitatif dan kualitatif harus digunakan secara terpadu.

C.    TINJAUAN MASING-MASING KONSEP/MODEL
a.       Measurement
Konsep ini telah memberikan sumbangan yang sangat berarti dalam penekanannya terhadap penringnya objektivitas dalam proses evaluasi. Aspek obyektifitas yang ditekankan dalam konseo ini dijadikan landasan yang terus menerus dalam rangka mengembangkan konsep dan evaluasi kurikulum. Pendekatan yang digunakan dalam berbagai kegiatan pendidikan seperti seleksi dan klasifikasi siswa, pemberian nilai di sekolah, dan kegiatan penelitian pendidikan.Kelemahan dari konsep ini terletak pada penekanannya yang berlebih-lebihan pada aspek pengukuran dalam kegiatan evaluasi pendidikan. “Measurement is not evaluation, but it can provide useful data for evaluation”.
Sebagai konsekuensi dari penekanan yang berlebih-lebihan terhadap aspek pengukuran, evaluasi cenderung dibatasi pada dimensi tertentu dari program pendidikan yang dapat diukur, terutama hasil belajar yang bersifat kognitif tersebut bukanlah satu-satunya indikator keberhasilan suatu kurikulum. Sebagai suatu wahana untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan kurikulum diharapkam mampu mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki siswa. Selain itu, peranan evaluasi yang diharapkan mampu memberikan input bagi penyempurnaan program dalam setiap tahap menjadi kurang dapat terpenuhi dengan dibatasinya evaluasi pada pengukuran hasil belajar saja apalagi hanya ditekankan pada bidang kognitif.
b.      Congruence

Konsep ini telah memperlihatkan adanya “high degree of integration with the instructional process”. Dengan mengkaji efektivitas kurikulum dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Hasil evaluasi yang diperoleh tidak bersifat relatif karena selalu dihubungkan dengan tujuan yang hendak dicapai sebagai kriteria perbandingan.
Kelemahan dari konsep ini terletak pada ruang lingkup evaluasinya. Sekalipun tujuan evaluasi diarahkan pada kepentingan penyempurnaan program kurikulum, tapi konsep ini tidak menjadikan input dan proses pelaksanaan sebagai obyek langsung evaluasi dan yang dijadikan perhatian adalah hubungan antara tujuan dan hasil belajar. Pelaksanaan evaluasi dari konsep ini terjadi pada saat kurikulum sudah selesai dilaksanakan, dengan jalan membandingkan antara hasil pretest dan pratest.
Akibatnya, informasi yang dihasilkan hanya dapat menjawab pertanyaan tentang tujuan-tujuan mana yang telah dan yang belum dapat tercapai. Pendekatan yang digunakan oleh konsep ini menghasilkan suatu teknik evaluasi yang sifatnya terminal/postfacto. Pendekatan seperti ini dapat membantu untuk menentukan bagian-bagian mana dari program yang masih lemah, tapi kurang membantu di dalam mencari jawaban tentang segi-segi apanya yang masih lemah dan kemungkinan mengatasi kelemahan tersebut. Konsep ini telah memberikan sumbangan yang sangat besar bagi perkembangan konsep evaluasi kurikulum, khususnya dalam usaha :
1.      Menghubungkan hasil belajar dengan tujuan tujuan pendidikan sebagai kriteria perbandingan.
2.      Memperkenalkan sistem pengolahan hasil evaluasi secara bagian demi bagian, yang ternyata lebih relevan dengan kebutuhan pengembangan kurikulum.

c.       Illumination

Sebagai reaksi terhadap konsep measurement dan congruence yang bersifat ‘terminal’, konsep illumination menekankan pentingnya dilakukan evaluasi yang berkelajutan selama proses pelaksanaan kurikulum sedang berlangsung. Gagasan yang terkandung dalam konsep ini penting karena pihak pengembang kurikulum akan memperoleh informasi yang cukup terintegrasi sebagai dasar untuk mengoreksi dan menyempurnakan kurikulum yang sedang berlangsung.
Kelemahan konsep ini terletak pada teknis pelaksanaannya. Pertama, kegiatan evaluasi tidak didahului adanya perumusan kriteria yang jelas sebagai dasar bagi pelaksana dan penyimpulan hasil evaluasi yang mengakibatkan sejumlah segi-segi yang penting  kurang mendapatkan perhatian, karena evaluator hanyut di dalam mengamati segi-segi tertentu yang menarik perhatiannya. Kedua, obyektivitas dari evaluasi yang dilakukan perlu dipersoalkan, persoalan inilah yang justru dipandang sebagai salah satu kelemahan konsep ini. Disamping konsep ini lebih menitikberatkan penggunaan judgement dalam proses evaluasi, terdapat pula kecenderungan untuk menggunakan alat evaluasi yang ‘terbuka’ dalam arti kurang spesifik/berstruktur. Evaluasi yang diajukan oleh kosep ini lebih berorientasi pada proses dan hasil yang dicapai oleh kurikulum yang bersangkutan.

d.      Educational System Evaluation

Konsep ini memperlihatkan banyak segi-segi yang positif untuk kepentingan proses pengembangan kurikulum. Ditekankannya peranan kriteria (absolut maupun relatif) dalam proses evaluasi sangat penting dalam memberikan ciri-ciri khas bagi kegiatan evaluasi. Sehubungan dengan ruang lingkup evaluasi, konsep ini mengemukakan perlunya evaluasi itu dilakukan terhadap berbagai dimensi program, tidak hanya hasil yang dicapai tapi juga input dan proses tahap demi tahap.
Kelemahan dalam konsep ini adalah mngenai pandangannya tentang evaluasi untuk menyimpulkan kebaikan program secara menyeluruh. Ada dua persoalan yang perlu mendapatkan penegasan dari konsep ini, pertama menyangkut segi teknis berkenaan dengan prosedur yang ditempuh dalam membandingakan hasil kurikulum yang baru dan yang ada. Persoalan yang kedua menyangkut segi strategis yaitu persoalan nasib dari kurikulum yang baru tersebut bila hasil perbandingan menunjukan perbedaan yang tidak berarti.


D.     Tujuan Evaluasi Kurikulum  
Tujuan evaluasi kurikulum adalah :
1. Menentukan efektivitas suatu kurikulum/program pembelajaran
2. Menentukan keunggulan dan kelemahan kurikulum/program pembelajaran
3. Menentukan tingkat keberhasilan pencapaian hasil belajar peserta didik
4. Menentukan masukan untuk memperbaiki program
5. Mendeskripsikan kondisi pelaksanaan kurikulum
6. Menetapkan keterkaitan antarkomponen kurikulum

E.      Fungsi Evaluasi Kurikulum  
Fungsi Evaluasi kurikulum, adalah :
· Menurut Tyler :
Untuk memperbaiki kurikulum (melalui hasil belajar à evaluasi produk)
· Menurut Cronbach :
Untuk memperbaiki kurikulum dan memberi penghargaan
· Menurut Scriven :
Untuk mengurangi kekurangan-kekurangan yang ada.
Scriven membedakan evaluasi kurikulum dalam 2 fungsi yakni Fungsi Formatif dan Fungsi Sumatif
Fungsi Formatif : dilaksanakan apabila kegiatan evaluasi diarahkan untuk memperbaiki bagian tertentu dari kurikulum yang sedang dikembangkan
Fungsi Sumatif : dilaksanakan apabila kurikulum telah dianggap selesai pengembangannya (evaluasi terhadap hasil kurikulum)
  
     






  







BAB III
KESIMPULAN



Dari pemaparan materi diatas maka mendapat suatu kesimpulan sebagai berikut :
1.        Evaluasi kurikulum adalah usaha yang dilakukan untuk memperbaiki kurikulum yang telah ada untuk menjadi lebih baik dilapangan.
2.        Yang menjadi aspek-aspek evaluasi kurikulum ada 7 yaitu :
a.       Keterkaitan antara Evaluasi Kurikulum dan Pengembangan Kurikulum
b.      Prinsip-Prinsip Evaluasi Kurikulum
c.       Jenis-Jenis Strategi Evaluasi       
d.      Prosedur Strategi Evaluasi
e.       Komponen Desain Evaluasi
f.       Proses Evaluasi Kurikulum
g.      Rencana Evaluasi Kurikulum
3.      model-model evaluasi yaitu:
a.        evaluasi model penelitian
b.      evaluasi model objektif (tujuan)
c.       evaluasi model campuran multivariasi
4.        Ada 4 tinjauan/konsep model evaluasi kurikulum yaitu :
a.       Measurement
b.      Congruence
c.       Illumination
d.      Educational System Evaluation
5.        Tujuan evaluasi kurikulum adalah memperbaiki kurikulum yang telah ada untuk mencapai kurikulum yang lebih baik lagi. Dengan evaluasi kurikulum ini kita dapat mengetahui kelemahan dan keunggulan kurikulum tersebut.
6.        Menurut scriven fungsi kurikulum ada 2 yaitu
a.       Fungsi Formatif : dilaksanakan apabila kegiatan evaluasi diarahkan untuk memperbaiki bagian tertentu dari kurikulum yang sedang dikembangkan
b.      Fungsi Sumatif : dilaksanakan apabila kurikulum telah dianggap selesai pengembangannya (evaluasi terhadap hasil kurikulum)


DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar. 2009.Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT Remaja rosdakarya. 























Tidak ada komentar:

Posting Komentar